Flash

6/recent/ticker-posts

Perbedaan Manfaat Soda Kue dan Soda Ash pada Pewarnaan Batik

Soda kue dan soda ash memiliki persamaan sekaligus perbedaan dalam fungsinya sebagai bahan "pembantu" bagi pewarnaan kain batik.

Perbedaan soda kue dan soda ash tidak dapat dipungkiri. Namun secara garis besar, keduanya punya fungsi, keunggulan, manfaat, kelebihan, serta kekurangannya masing-masing bagi proses pewarnaan kain batik. Apa saja?

Soda kue. Gambar dari PUBinfo.
Soda kue (sodium bicarbonate) dan soda ash (natrium carbonate) adalah dua jenis sodium yang seringkali dipakai dalam proses membatik. Kedua sodium ini terkenal bermanfaat dan berguna dalam proses pewarnaan kain batik, terkhusus bagi pewarna reaktif remasol atau procion. Soda kue dan soda ash, digunakan sebagai bahan pembantu untuk membuat pewarna reaktif ini menjadi kuat dan awet saat sudah dipakai dalam proses pewarnaan.

Dalam sebuah artikel kami di blog ini, seseorang pernah berkomentar bahwa yang dipakai untuk penguat warna reaktif yang benar adalah soda kue. Demikian kata orang tersebut. Namun demikian, dalam praktek yang sering kami lakukan, tak jarang kami di Batik Merang juga aacapkali memakai soda ash sebagai bahan pembantu pewarna rhemazol atau procion.

Ada beberapa perbedaan antara dua jenis sodium ini. Keduanya memiliki fungsi serta keunggulan dan juga kekurangannya masing-masing. Namun secara garis besar, khusus sebagai pembantu penguat pewarnaan, soda kue dan soda ash sama-sama bisa digunakan. Silakan dipraktekkan kalau masih kurang yakin.

Beberapa perbedaan antara soda kue dan soda ash, akan sedikit kami urai dalam artikel mengenai perbedaan manfaat soda kue dan soda ash dalam proses pewarnaan kain batik ini.

Untuk soda kue, memang umum dan biasanya dipakai sebagai bahan yang dicampurkan pada bubuk pewarna reaktif untuk menjadikan pewarna kuat dan tahan lama. Eh? Iya, maksudnya pewarna yang diberi soda kue ini bisa menjadi awet serta tidak mudah luntur. Ia bisa benar-benar menghilangkan sifat luntur yang ada dalam diri pewarna reaktif.

Setiap pewarna reaktif yang sudah diberi soda kue ini, saat dipakai untuk mewarnai kain baik dalam proses colet maupun celup, maka kain batik tersebut warnanya tidak akan luntur serta menjadi awet, tahan lama, dan nge-jreng. Seperti kita ketahui, bahwa setiap bubuk pewarna kain batik harus diberi "bahan pembantu" agar ia dapat berfungsi, dan soda kue inilah pembantu bagi pewarna reaktif tersebut. Tanpa ditambahi soda, jelas bahwa pewarna reaktif ini akan langsung luntur.

Sedangkan soda ash, umumnya digunakan untuk menghilangkan lilin malam dalam proses melorod kain batik. Dalam air mendidih yang dipakai untuk melorod kain batik, kita semestinya menambahkan soda ash karena ia akan mempercepat proses pelepasan lilin malam yang menempel pada kain batik kita. Selain itu, dengan diberi soda ash, maka kain batik yang kita lorod pun bisa menjadi halus karena memang soda ash ini memiliki sifat sebagai penghalus. Ini pula yang menjadi penyebab adanya komposisi sodium jenis ini pada detergent.

Secara khusus, kami pernah menuliskan artikel mengenai soda ash yang bisa kalian baca pada tautan berikut ini.

Di samping sebagai bahan untuk menghilangkan lilin malam pada kain batik saat proses pelorodan, soda ash juga bisa difungsikan setara soda kue. Ia bisa juga kita pakai untuk membuat pewarna reaktif menjadi kuat, awet dan tidak luntur. Penggunaannya sama persis seperti kita menggunakan soda kue sebagai pembantu pewarna reaktif. Namun sebaiknya, takaran soda ash untuk pembantu penguat pewarna ini dosisnya di bawah dosis soda kue.
Soda ash. Gambar dari ksb.com
Dalam kasus dan fungsinya sebagai penguat pewarna reaktif, dua sodium ini bisa dibilang memiliki kesamaan. Namun demikian, dalam langkah dan atau penggunaannya sebagai penguat pewarna ini, ada satu perbedaan mencolok antara soda kue dan soda ash meski keduanya sama-sama bisa berfungsi sebagai penguat pewarna reaktif.

Perbedaan yang kami maksud ada pada lamanya soda ini "mati". Yaitu, untuk soda kue, ketika sudah dicampurkan pada larutan pewarna, maka pewarna tersebut masih bisa digunakan dalam waktu maksimal 24 jam sejak pencampuran. Artinya jika pada jam 8 pagi hari ini misalnya kita membuat larutan pewarna reaktif dengan pembantu soda kue, maka pewarna tersebut bisa kita pakai selama 24 jam ke depan. Setelah itu, ia akan "mati" alias tidak bisa digunakan lagi. Kalau dipaksakan untuk dipakai lagi, ia akan luntur.

Bedanya dengan soda ash? Nah, untuk soda ash, lebih cepat dari soda kue. Jika soda kue mampu bertahan fungsionalnya selama 24 jam, maka untuk soda ash, ia hanya mampu bertahan sekira 6 jam saja. Artinya, jika pada jam 9 pagi kita membuat larutan pewarna denga soda kue sebagai pembantu penguatnya, maka ia dapat kita pakai selama 6 jam ke depan. Berarti, pada jam 3 sore, pewarna yang sudah kita beri soda ash tersebut sudah bisa dianggap "mati" alias disfungsi.

Dari perbedaan ini, kita kemudian juga bisa mengetahui bahwa jika kita melakukan proses pewarnaan kain pada jam 8 pagi dengan pewarna reaktif + soda kue, maka kita wajib menginapkan atau menunggu selama minimal 12 jam terlebih dahulu sebelum warna tersebut benar-benar sudah menyatu dengan kain. Maka jika kita ingin mencuci hasil pewarnaan kita pada jam 8 pagi, setidaknya kita harus menunggu hingga jam 8 pagi malam harinya. Semakin lama, semakin mantap.

Sedangkan untuk pewarna reaktif + soda ash, kita cukup menunggu minimal 3-4 jam saja (ini pernah kami praktekkan, tapi kalau pembaca kurang yakin, kami pastikan dalam 6 jam kain batik yang diwarna dengan reaktif + soda ash sudah bisa kita cuci). Berarti, jika soda ash yang dipakai, ia bisa meresap dan menyatu dengan kain lebih cepat.

Untuk perbedaan lain kedua sodium ini, misal perihal tekstur dan bentuk dua macam soda ini berbeda. Soda kue lebih halus dibanding soda ash. Soda kue lebih lembut dibanding soda ash. Soda kue lebih terasa dingin, sedangkan soda ash lebih terasa panas. Soda kue mudah larut sedangkan soda ash lebih sulit larut dalam air.

Soda ash, nampaknya memiliki keunggulan dibanding soda kue. Akan tetapi, soda kue juga memiliki keunggulan sendiri jika dibandingkan dengan soda ash. Maka dari itu, untuk dua jenis sodium ini, sama-sama memiliki keunggulan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Kita harus tahu apa kebutuhan kita sebelum menentukan akan menggunakan soda yang mana.

Nah, itulah sekelumit tentang perbedaan fungsi soda kue dan soda ash yang dapat kami rangkum secara singkat dalam artikel sederhana ini. Semoga dengan membaca artikel ini, pembaca yang tengah belajar mengenal bahan-bahan pembantu pewarnaan kain batik, bisa bertambah pengetahuan dan bisa mempraktekkan untuk memperoleh pengalaman sendiri, yah.

Baik, terima kasih telah membaca artikel kami mengenai perbedaan manfaat atau fungsi soda kue dan soda ash dalam pewarnaan kain batik ini. Silakan bagikan artikel ini ke teman kalian yang sedang ingin belajar mengenal pewarnaan batik agar kita sama-sama dapat memperoleh manfaat dan pengetahuan bersama sehingga kita sebagai generasi bangsa ini, turut andil menjaga warisan budaya ini: Batik.

Sekian dan terima kasih.

Salam,
Admin Batik Merang.