sumber gambar; maxpixel.freegreatpictures.com |
Hari ini, entah bagaimana saya ingin sekali
berbagi pengalaman dan cerita mengenai teman si rokok, yaitu korek api. Kamu
sebagai perokok barangkali juga pernah mengalami apa yang saya alami.
Korek api menjadi hal yang begitu penting
bagi perokok. Tentu saja karena dengan korek apilah perokok menyulut rokoknya.
Rasanya tak mungkin perokok menyalakan rokok dengan batu api yang
dibentur-benturkan. Sudah ketinggalan zaman kali, ya.
Memang benar, ketika korek api tiada, maka
akan sangat sulit bagi perokok untuk dapat menyalakan rokoknya. Jika sedang di
keramaian, bisalah perokok mendekati perokok lain untuk meminjam korek api
mereka. Tapi jika keramaian itu berupa kedai atau kafe misalnya, kan tak enak
juga rasanya kalau semisal, kita, meminjam korek api milik orang lain tiap kita
hendak menyalakan rokok.
Tapi meskipun demikian, meminjam korek api
"tetangga" pada saat seperti itu, terkadang memberi kesan bahwa kita
menjadi seakan dekat dengan orang yang meminjami kita korek api itu. Terasa
seperti mereka adalah teman kita yang mampu "menyelamatkan" kita
dalam kondisi genting meski sebetulnya kita belum pernah berkenalan dengan
mereka.
Selain pinjam-meminjam korek api milik
orang lain, hal yang paling mungkin kita lakukan untuk menyalakan rokok adalah
dengan memanfaatkan kompor gas di dapur. Jujur, hal ini seringkali saya lakukan
terutama saat bertandang ke rumah saudara saya.
Menyalakan rokok dengan kompor gas memang
cukup dapat membantu kita di kala kita memperlukan percikan api untuk menyulut
rokok. Namun kita tetap kudu berhati-hati karena, pengalaman saya pribadi
pernah, menyulut rokok dengan memanfaatkan adanya kompor gas, rambut saya ikut
kebakar meski sedikit.
Hal tersebut terjadi lantara posisi kompor
gas yang hanya selutut, membikin saya sedikit berjongkok demi mebuat rokok saya
menyala. Salahnya, saya lupa rambut saya ada yang menjuntai ke depan. Hanguslah
beberapa helai rambut saya kala itu. Hehehehe.
Ada lagi selain hal-hal di atas? Ada, tentu
saja ada. Yaitu betapa nikmatnya kala kita "secara sengaja tak
sengaja" mengembat korek api milik teman kita. Sungguh, itu tuh sensasinya
enak banget. Apalagi jika kita memang tak sengaja melakukannya. Saya yakin,
kita semua yang perokok, pasti pernah mengalami hal ini. Baik sebagai
pengembat, maupun korban yang korek apinya diembat.
baca juga postingan kami tentang cerita di sini.
Jangan khawatir, hal seperti itu hampir
pasti terjadi dalam pertemanan antar-perokok. Bahkan Sujiwo Tejo, dalang
sekaligus seleb itu juga mengaku bahwa ia pernah "ngembat" korek api
milik kawannya.
Dalam keluarga saya, ada tiga orang perokok
yaitu saya sendiri dan dua kakak lelaki saya. Kami bertiga, sudah amat-amat
sering sengaja tak sengaja "bertukar" korek api.
Kemaren lusa, satu dari dua kakak saya itu
membikin peraturan bahwa dirinya akan selalu membeli korek merk Tukai. Sedangkan
kakak saya yang satunya memilih korek api pentul. Saat ditanyai mereka,
"korek apimu apa?" Saya jawab "Cricket".
Tak sampai seminggu, Cricket saya sudah di
saku kakak pertama tadi sedangkan Tukai miliknya kulihat di tangan kakak kedua.
Saya? Tak kebagian hingga malam ketika menuliskan ini, saya sudah bolak-balik
ke dapur hanya demi menyalakan rokok. Bukan tak mampu beli korek api baru, tapi
di luar sedang hujan lebat. Saya malas.
Lagian, kadang membeli korek api ketika
butuh sepertinya sangat jarang saya lakukan. Seingat saya, membeli korek api
paling nikmat adalah saat kita hendak bertamu ke rumah teman sehingga di sana
bisa kita pamerkan padanya, "Korekku anyar!"
Baca juga artikel kami tentang Batik di sini.
Tulisan ini merupakan karangan bebas yang ditulis oleh Khalid Muhammad. Kalian bisa membaca beberapa tulisannya di qureta, kompasiana, serta separowae.
Terimakasih.
Salam,
Admin Batik Merang.
Social Plugin