Flash

6/recent/ticker-posts

Korek Api

Apakah kamu seorang perokok? Kalem. Tak apa. Saya tak akan menakut-nakuti kamu dengan info-info mengerikan tentang bahaya rokok. Biar yang seperti itu digalakkan oleh orang lain. Karena jujur saja, saya pun perokok.

sumber gambar; maxpixel.freegreatpictures.com
Hari ini, entah bagaimana saya ingin sekali berbagi pengalaman dan cerita mengenai teman si rokok, yaitu korek api. Kamu sebagai perokok barangkali juga pernah mengalami apa yang saya alami.

Korek api menjadi hal yang begitu penting bagi perokok. Tentu saja karena dengan korek apilah perokok menyulut rokoknya. Rasanya tak mungkin perokok menyalakan rokok dengan batu api yang dibentur-benturkan. Sudah ketinggalan zaman kali, ya.

Memang benar, ketika korek api tiada, maka akan sangat sulit bagi perokok untuk dapat menyalakan rokoknya. Jika sedang di keramaian, bisalah perokok mendekati perokok lain untuk meminjam korek api mereka. Tapi jika keramaian itu berupa kedai atau kafe misalnya, kan tak enak juga rasanya kalau semisal, kita, meminjam korek api milik orang lain tiap kita hendak menyalakan rokok.

Tapi meskipun demikian, meminjam korek api "tetangga" pada saat seperti itu, terkadang memberi kesan bahwa kita menjadi seakan dekat dengan orang yang meminjami kita korek api itu. Terasa seperti mereka adalah teman kita yang mampu "menyelamatkan" kita dalam kondisi genting meski sebetulnya kita belum pernah berkenalan dengan mereka.

Selain pinjam-meminjam korek api milik orang lain, hal yang paling mungkin kita lakukan untuk menyalakan rokok adalah dengan memanfaatkan kompor gas di dapur. Jujur, hal ini seringkali saya lakukan terutama saat bertandang ke rumah saudara saya.

Menyalakan rokok dengan kompor gas memang cukup dapat membantu kita di kala kita memperlukan percikan api untuk menyulut rokok. Namun kita tetap kudu berhati-hati karena, pengalaman saya pribadi pernah, menyulut rokok dengan memanfaatkan adanya kompor gas, rambut saya ikut kebakar meski sedikit.

Hal tersebut terjadi lantara posisi kompor gas yang hanya selutut, membikin saya sedikit berjongkok demi mebuat rokok saya menyala. Salahnya, saya lupa rambut saya ada yang menjuntai ke depan. Hanguslah beberapa helai rambut saya kala itu. Hehehehe.

Ada lagi selain hal-hal di atas? Ada, tentu saja ada. Yaitu betapa nikmatnya kala kita "secara sengaja tak sengaja" mengembat korek api milik teman kita. Sungguh, itu tuh sensasinya enak banget. Apalagi jika kita memang tak sengaja melakukannya. Saya yakin, kita semua yang perokok, pasti pernah mengalami hal ini. Baik sebagai pengembat, maupun korban yang korek apinya diembat.

baca juga postingan kami tentang cerita di sini.

Jangan khawatir, hal seperti itu hampir pasti terjadi dalam pertemanan antar-perokok. Bahkan Sujiwo Tejo, dalang sekaligus seleb itu juga mengaku bahwa ia pernah "ngembat" korek api milik kawannya.

Dalam keluarga saya, ada tiga orang perokok yaitu saya sendiri dan dua kakak lelaki saya. Kami bertiga, sudah amat-amat sering sengaja tak sengaja "bertukar" korek api.

Kemaren lusa, satu dari dua kakak saya itu membikin peraturan bahwa dirinya akan selalu membeli korek merk Tukai. Sedangkan kakak saya yang satunya memilih korek api pentul. Saat ditanyai mereka, "korek apimu apa?" Saya jawab "Cricket".

Tak sampai seminggu, Cricket saya sudah di saku kakak pertama tadi sedangkan Tukai miliknya kulihat di tangan kakak kedua. Saya? Tak kebagian hingga malam ketika menuliskan ini, saya sudah bolak-balik ke dapur hanya demi menyalakan rokok. Bukan tak mampu beli korek api baru, tapi di luar sedang hujan lebat. Saya malas.


Lagian, kadang membeli korek api ketika butuh sepertinya sangat jarang saya lakukan. Seingat saya, membeli korek api paling nikmat adalah saat kita hendak bertamu ke rumah teman sehingga di sana bisa kita pamerkan padanya, "Korekku anyar!"
Baca juga artikel kami tentang Batik di sini. 
Tulisan ini merupakan karangan bebas yang ditulis oleh Khalid Muhammad. Kalian bisa membaca beberapa tulisannya di qureta, kompasiana, serta separowae.

Terimakasih.

Salam,
Admin Batik Merang.