Sarung Batik Menjadi Trend Fashion Muslim Masa Kini
Sarung batik kini telah menjadi bagian dari tren pakaian muslim yang mengalami kenaikan permintaan di pasaran. Banyak produsen batik pun kin mulai memproduksi pakaian bawahan pria muslim tersebut. Di berbagai marketplace yang ada di Indonesia, sarung batik pun kini menjadi salah satu sub kategori yang tergolong laris dan banyak peminatnya.
Dengan pilihan bahan yang beragam serta motif batik yang terus mengalami perkembangan, sarung batik dinilai sebagai salah satu produk yang layak untuk diproduksi oleh sebagian pengrajin batik baik di Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Cirebon dan seterusnya. Banyak pengrajin batik kini berlomba-lomba mengeluarkan produk sarung batik karya mereka masing-masing.
Seller atau penjual di beberapa marketplace pun dalam beberapa tahun terakhir, mulai banyak yang mengunggah produk sarung di toko mereka. Apalagi jelang dan saat bulan ramadan tiba, sarung batik menjadi salah satu produk yang amat sangat bisa diandalkan dari segi penjualannya.
Perkembangan dan Analisa Pemasaran Sarung Batik di Indonesia
Apa yang Membuat Sarung Batik Nge-trend?
Menurut kami, sarung batik menjadi tren di kalangan masyarakat kita tentu saja tidak lepas dari tokoh-tokoh dengan nama besar di negara kita yang beberapa kali mengenakan sarung di ruang publik atau dalam sebuah acara penting. Sudjiwo Tedjo, seorang budayawan masyhur, merupakan salah satu tokoh yang paling sering mengenakan sarung di hampir semua acara di mana ia berada. Lalu Presiden Joko Widodo sendiri, pun tak jarang mengenakan sarung dalam kegiatannya terutama yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan yang bersifat formal.
Baca juga Cara Membuat Batik Tie Dye dengan Pewaran Procion + Waterglass
Lalu dari sosok tokoh influencer, Tretan Muslim menurut kami juga termasuk orang yang lumayan "berhasil" mengampanyekan penggunaan sarung. Terlebih dia juga memiliki brand untuk sarungnya dengan merek Sobat Gurun. Selain ia, banyak konten kreator di media sosial seperti tiktok dan instagram, mengenakan sarung saat membuat konten yang tak jarang konten-konten mereka ini ditonton oleh ratusan ribu hingga jutaan orang.
Mengenakan sarung jadi tren karena adanya pengaruh dari tokoh-tokoh tersebut. Apalagi wakil presiden kita pada tahun ini berasal dari kalangan santri. KH. Ma'ruf Amin, sang wakil presiden kita, tentu selalu mengenakan sarung setiap kali menghadiri acara kenegaraan.
Sarung menjadi begitu dekat dengan masyarakat kita karena adanya pendekatan tidak langsung dari para tokoh-tokoh tersebut. Karenanya, tren mengenakan sarung pun meningkat seiring dengan meningkatnya pula daya kreativitas masyarakat kita, utamanya pengrajin batik, dalam menciptakan motif-motif sarung batik terbaru.
Mengenal Brand Sarung Batik Indonesia yang Paling Populer
Ada beberapa brand yang kini bermunculan dan cukup dikenal dan menjadi populer karena produk sarung batiknya. Kami sebutkan beberapa brand yang produk sarung batiknya cukup terkenal memiliki ciri khas dan karakter.
1. Sarung Srawung
Sarung Srawung merupakan brand lokal asal Solo yang sudah berdiri sejak lebih dari 5 tahun yang lalu. Produk-produk sarung batiknya selalu dinantikan oleh para pecinta sarung batik karena selalu memiliki karakter nan khas serta kualitas produknya yang tidak murahan. Salah satu produk unggulannya yang sempat ramai adalah artikelnya yang diberi nama Astungkara.
2. Sarung Lar Gurda
Masih dari Solo, atau Salatiga? Sarung Lar Gurda cukup banyak dikenal terutama di kalangan para santri karena dalam proses brandingnya seringkali melibatkan para tokoh agama dan tokoh nasional. Gus Mus (KH. Ahmad Musthofa Bisri) salah satu tokoh yang pernah mengenakan sarung batik Lar Gurda ini. Lalu ada eks menteri agama, Lukman Saifuddin, Ganjar Pranowo sang gubernur Jawa Tengah, Yaqut Cholil Qoumas menteri agama saat ini, turut menjadi tokoh-tokoh yang pernah mengenakan sarung Lar Gurda ini.
Baca juga artikel mengenai Produk Batik Terlaris tiap Musimnya
3. Sarung Mahda
Beberapa tahun lalu, banyak kalangan dari remaja dan pemuda yang mengikuti perjalanan grup-grup rebana/hadroh, seringkali mengenakan sarung batik produksi Pekalongan bermerek Mahda ini. Sarung Mahda memang cukup melekat pada grup-grup rebana lantaran salah satu branding awalnya dikenalkan oleh anggota grup rebana yang memiliki nama-nama besar terutama di pulau jawa semacam Al Munsyidin, Babul Musthofa, dan seterusnya.
4. Sarung Kanjeng
Gebrakan muncul dari sebuah brand baru bernama Kanjeng Denim yang di penghujung tahun 2019 silam mengeluarkan sub-brand mereka yang berfokus pada sarung batik dengan nama Sarung Kanjeng. Sarung Kanjeng mencoba menampilkan sesuatu yang berbeda dari kebanyakan sarung batik, yaitu hampir semua produknya tidak memiliki unsur tumpal pada bagian belakang sarung batik produksinya. Selain itu, dalam website resminya, Sarung Kanjeng berkomitmen untuk menciptakan karya (produk) yang selalu memiliki makna filosofis setiap motif-motif yang dirilis.
Selain 4 brand sarung batik tersebut, masih ada banyak sekali brand sarung batik buatan lokal Indonesia yang kini mulai dan terus bermunculan. Sobat Gurun, seperti yang tadi telah kami singgung di atas, termasuk salah satunya. Apalagi pemilik brand tersebut bisa dibilang seorang selebriti, tentu dengan demikian sarung batik produksinya pun ikut tenar.
Di Pati, ada sarung batik Al Juwani, yang tak kalah keren motif-motifnya. Sementara itu di Pekalongan, selain Sarung Mahda dan Sarung Kanjeng, ada pula brand lama yang tak kalah terkenal yaitu Sarung Kalongguh, serta yang akhir-akhir ini namanya cukup naik adalah Sarung Tentrem.
Kalangan Santri, Pasar Utama Sarung Batik
Tak bisa dipungkiri bahwa kaum santri merupakan target pasar utama bagi para produsen sarung batik. Keberadaan kaum santri sudah hampir bisa dipastikan sangat erat melekat dengan pemakaian sarung. Dan sejauh ini, jumlah santri di Indonesia masih cukup tinggi. Artinya, pasar produk sarung batik pun bisa dibilang masih akan cukup stabil dengan banyaknya santri di Indonesia ini.
Keberadaan santri, tentu juga harus melihat pula keberadaan tempat mereka; pesantren. Di Indonesia, menurut catatan kementerian agama (kemenag) ada 26.975 pesantren yang berdiri. Jika dirata-rata setiap pesantren memiliki 500 santri maka jumlah santri yang menetap di pesantren ada 13.487.500 santri. Jika ditambah dengan alumninya, maka jumlah bisa berkali-kali lipar dari angka tersebut.
Dengan demikian, cukup jelas bahwa pasar produk sarung batik bisa dibilang cukup luas. Kami pernah mendengar informasi dari salah satu brand sarung batik di Pekalongan bahwa dalam satu tahun, bisa menjual 15.000 pcs sarung batik dengan kelas/harga tinggi. Sementara info dari salah seorang pedagang sarung batik kelas rendah, bisa 5 kali lipat bahkan ada yang 10 kali lipat dari angka tadi.
Angka-angka yang kami peroleh dari informasi tersebut, tentu cukup mudah untuk dipahami kalau kita kembali pada banyaknya jumlah santri di Indonesia. Maka dari itu, memproduksi sarung batik masih cukup prospektif.
Menurut kalian, apa brand sarung batik yang paling sering kalian kenal?
Social Plugin