Keragaman Batik Pekalongan, Proses, Motif, Jenis Kain, hingga Inovasi Marketingnya
Batik Pekalongan dan Perkembangannya |
Mengenal Lebih Dekat dengan Batik Pekalongan
Batik Pekalongan tidak hanya terkenal memiliki keragaman dan keunikannya sendiri, tetapi juga didukung oleh pelaku usaha yang kreatif dan inovatif.
Pekalongan merupakan salah satu kota yang sudah dikenal sebagai kota penghasil batik. Dalam sejarahnya, membatik bagi masyarakat Pekalongan memang sudah menjadi budaya. Hingga kini, batik Pekalongan masih terus menjadi batik yang diburu oleh banyak kalangan di Indonesia.Batik Pekalongan, oleh beberapa kalangan, dianggap memiliki citra yang beragam. Dari segi motifnya, pilihan kainnya, teknik produksinya, hingga inovasi dalam hal pemasarannya. Batik Pekalongan hampir selalu bisa ditemukan di berbagai pasar sandang di seluruh Indonesia.
Dalam artikel kali ini kami ingin menuliskan sedikit tentang hal-hal yang berkaitan dengan batik Pekalongan, khususnya mengenai bagaimana batik Pekalongan diproduksi, bagaimana masyarakat Pekalongan memandang batik buah karyanya, hingga bagaimana perkembangan pasarnya di masa kini.
Motif Batik Pekalongan Batik Jlamprang |
Motif-motif dan Proses Batik Pekalongan
Untuk urusan motif, sebenarnya secara umum batik Pekalongan juga menghasilkan motif-motif yang sudah dikenal secara umum sebagai motif batik seperti motif kawung, motif parang, motif sekarjagad, dan seterusnya. Adapun untuk motif yang paling dikenal sebagai motif batik yang lahir dari Pekalongan yaitu motif Jlamprang.
Motif Jlamprang pada batik Pekalongan ini mungkin bagi awam akan sedikit menyerupai motif kawung. Namun tetap saja, dari nama saja sudah berbeda, maka sejatinya antara motif kawung dan motif jlamprang ini pun berbeda.
Selain itu, batik Pekalongan juga dikenal paling bisa membuat batik dengan motif abstrak. Mulai dari tie-dye, terazzo, hingga motif-motif yang dibuat dengan melukiskan lilin malam dengan kuas lukis.
Ya, di Pekalongan, ada batik yang tidak dipoduksi menggunakan canting (canting tulis maupun canting cap), tetapi bisa menggunakan apa saja. Sejauh pengalaman kami, untuk membuat batik abstrak, pengrajin batik Pekalongan bahkan bisa menggunakan alat apa saja untuk menciptakan motif-motif batik abstraknya.
Mulai dari kuas, sapu lidi, roller untuk cat tembok, pelepah daun pisang, dan lain-lain, di Pekalongan bisa dimanfaatkan untuk menciptakan karya terbaru yaitu batik abstrak. Singkatnya, apa saya yang bisa dipakai untuk menempelkan lilin malam pada kain saat proses membatik, bisa saja digunakan. Hehehe.
Zoom in kain paris |
Kain Batik Pekalongan
Kalau urusan kain batik Pekalongan, biasanya tidak bisa dipisahkan dari "kelas" batiknya itu sendiri. Maksudnya, secara umum biasanya kain yang digunakan untuk membuat selembar batik Pekalongan, itu disesuaikan dengan teknik batik yang akan digunakan.
Misal, untuk batik teknik tulis, biasanya menggunakan kain sutera, atau kalau menggunakan kain katun, maka yang digunakan adalah kain katun tier tertinggi (paling berkelas), atau setidaknya sudah dikenal secara umum memiliki kualitas kain yang bagus seperti katun primissima.
Sementara itu, batik Pekalongan yang teknik produksinya menggunakan teknik batik cap, maka akan menggunakan kain katun kelas menengah. Ada banyak sekali kain mori produksi pabrik untuk kelas ini. Intinya, jenis kain katun yang tidak terlalu tipis dan nerawang, tapi dengan harga yang tidak terlalu tinggi.
Baca juga: Jenis-jenis Kain untuk Batik
Selain itu, untuk printing motif batik, di Pekalongan secara umum menggunakan kain dengan kelas rendah. Secara umum lho, ya.. Artinya tetap ada printing motif batik Pekalongan yang diproduksi menggunakan kain berkualitas tinggi. Hal ini biasanya juga diimbangi dengan proses printingnya yang menggunakan alat mesin besar. Dan biasanya juga, printing semacam ini dikeluarkan oleh produsen kelas atas seperti PT.
Untuk kain-kain selain itu, ada juga batik Pekalongan yang menggunakan kain katun rayon, umumnya dipakai untuk produksi pakaian wanita seperti daster, long-dress, short-dress, setelan baju tidur, dan sebagainya.
Ada juga yang menggunakan kain seperti bahan paris, dobby, viscoss. Umumnya, kain-kain bertanda "jatuh" ini juga dipakai untuk pakaian wanita mulai dari atasan batik, blus batik, tunik batik, syal batik, kerudung/hijab.
Potret jalanan di area BBC (Buaran Batik Center) |
Inovasi Marketing Batik Pekalongan
Dalam sepuluh tahun terakhir, hampir semua produksi batik Pekalongan dipasarkan melalui platform digital. Kita bisa menemukan batik Pekalongan ini di mana-mana, asal berkaitan dengan internet.
Di media sosial seperti instagram, facebook, twitter, kita bisa menemukan batik Pekalongan dengan mudah dan banyak sekali. Selain itu yang paling banyak kita temukan, tentu saja di segala marketplace yang bisa diakses oleh orang Indonesia. Shopee, Lazada, Tokopedia, Bukalapak, Zalora, Blibli, Jualo, hingga sekarang TiktokShop, semuanya pasti ada produksi batik Pekalongan.
Ya, karena memang dalam 1 dekade terakhir, batik Pekalongan gencar dipasarkan melalui internet. Oleh siapa? Tentu saja oleh masyarakatnya sendiri, khususnya anak-anak mudanya. Para pemuda di Pekalongan ini bahkan dalam beberapa tahun terakhir lebih banyak yang memilih untuk menjadi seller batik online daripada bekerja selain itu.
Mengapa demikian? Karena di Pekalongan atmosfer-nya memang cukup mendukung bagi semua kalangan yang ingin berjualan batik online.
Nanti lah, ya, kita sambung perihal ini di lain artikel. Panjang dan lumayan berliku soalnya. Hehehe.
Intinya, jika sepuluh tahun lalu dan tahun-tahun ke belakangnya masyarakat Pekalongan masih banyak yang memasarkan batiknya dengan membawanya ke pasar-pasar induk luar kota seperti pasar Kliwon Kudus, Solo, Bringharjo Jogja, Tegalgubuk Cirebon, Turi Surabaya, Blok M Jakarta dan seterusnya dan seterusnya, kini dengan berkembang dan berubahnya zaman, masyarakat Pekalongan banyak yang memilih memasarkannya melalui internet dengan sistem online.
Secara gampangnya, trend online ini setidaknya memangkas biaya operasional keberangkatan ke pasar luar kota, sekaligus juga menghemat lebih banyak waktu. Meski pada prakteknya mungkin bisa sama saja, karena para pedagang online ini umumnya mengeluarkan biaya untuk advertising (iklan berbayar), serta waktu untuk pengemasan eceran, tapi bagi sebagian besar masyarakatnya, ini tetap lebih menyenangkan karena setidaknya, mereka tidak perlu berangkat setiap minggu/harinya ke luar kota untuk memasarkan batiknya.
Baca juga: Pusat Belanja Batik di Pekalongan
Jadi, beginilah rangkuman sederhana kami tentang batik Pekalongan. Kami sudah menyampaikan mulai dari proses dan teknik produksi yang dipakai oleh masyarakat pelaku usaha batik Pekalongan ini, hingga inovasi pemasaran batik Pekalongan yang kini beralih ke sistem online.
Semoga artikel ini cukup memberi wawasan dan tambahan pengetahuan kalian yang sudi mampir ke blog kami.
Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa share/bagikan artikel ini.
Salam..
Social Plugin